topbella

Minggu, 16 Desember 2012

Membuat Tempat Tisuue dari Olahan Sampah



A.   Pengantar
Manusia dan makhluk hidup lainnya merupakan bagian dari lingkungan. Berbagai macam aktifitas dan kehidupan manusia dan makhluk hidup akan selalu berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Dan dari berbagai macam aktifitas yang dilakukan manusia di lingkungannya ini dapat menimbulkan banyak dampak, diantaranya adalah terbentuknya sampah. Sehingga sampah juga merupakan salah satu bagian dari lingkungan. Sampah dapat didefinisikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses (Wikipedia Bahasa Indonesia).  Selain itu sampah menurut “Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996” diartikan juga sebagai suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Berdasarkan sifatnya, sampah menurut Wikipedia Bahasa Indonesia dikategorikan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Namun seiring berjalannya waktu, sampah yang ada di bumi ini semakin lama semakin banyak dan membanjiri lingkungan manusia baik itu dari sampah organik dan anorganik. Jika sampah organik dapat mudah membusuk melalui proses alamiah, berbeda halnya dengan sampah anorganik yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk menguraikanya sehingga dapat berakibat munculnya pencemaran terhadap lingkungan akibat menggunungnya sampah. Akan tetapi, tidak selamanya keberadaan sampah anorganik hanya akan merugikan kehidupan manusia. Karena jika didukung oleh keinginan dan kreatifitas sampah anorganik ini dapat diolah atau didaur ulang kembali sehingga dapat menjadi benda yang memiliki nilai guna bahkan nilai jual.
Dan pola pikir seperti ini, yaitu daur ulang sampah sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif dari sampah ini dapat ditanamkan kepada peserta didik di Sekolah Dasar untuk mengenalkan membiasakan perilaku mencintai lingkungan dan turut serta dalam upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan sejak dini. Yang mana salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang sampah yang ada di lingkungan sekitar peserta didik agar berubah menjadi barang yang memiliki nilai guna kembali.
B.   Tujuan
·         Menanamkan jiwa dan perilaku peduli lingkungan kepada peserta didik
·         Meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam membuat hasil karya
·         Membiasakan perilaku turut serta mengatasi dampak pencemaran lingkungan
C.   Bahan dan Alat
·         Contoh sampah organik dan anorganik
·         Foto-foto benda hasil daur ulang sampah anorganik
·         Bekas kotak sepatu ukuran sedang
·         Sisa kain flanel berbagai warna
·         Gunting
·         Penggaris
·         Spidol
·         Solatip
·         Lem
·         Cutter
D.   Waktu
       2 x 35 menit pada saat mata pelajaran PLH
E.    Langkah kegiatan
  1. Pendahuluan
o  Berdoa dipimpin oleh ketua kelas
o  Mengecek kehadiran, kesiapan peserta didik dan  mengecek kebersihan kelas.
o  Mengulas sedikit materi pada pertemuan sebelumnya
o  Menyebutkan materi yang akan dipelajari
o  Menjelaskan secara singkat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
  1. Kegiatan Inti
·      Pendidik meminta peserta didik duduk secara berkelompok membentuk 6 kelompok sesuai dengan kelompok yang ditentukan pada pertemuan sebelumnya
·      Pendidik bertanya jawab dengan peserta didik mengenai definisi sampah
·      Pendidik menjelaskan kategori sampah berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik dan anorganik
·      Pendidik dan peserta didik bertanya jawab mengenai contoh dari sampah organik dan anorganik
·      Pendidik menunjukan  contoh sampah organik dan anorganik kepada peserta didik di depan kelas
·      Pendidik menjelaskan mengenai sampah anorganik yang dapat didaur ulang menjadi benda yang dapat bermanfaat kembali beserta gambar benda hasil daur ulang sampah
·      Setiap kelompok diminta untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kotak tissue dari daur ulang sampah yang sudah diberitahu oleh pendidik pada pertemuan sebelumnya
·      Peserta didik secara berkelompok membuat kotak tissue dari olahan samapah sambil memperhatikan pendidik yang mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan kotak tissue dari daur ulang sampah  dimana langkah pembuatan kotak tissue dari daur ulang sampah adalah sebagai berikut:
1. Siapkan bahan-bahan untuk membuat kotak tissue dari olah sampah, yang bahan dan alatnya terdiri dari bekas kotak sepatu ukuran sedang, sisa kain flanel berbagai warna, gunting, penggaris, lem, solatip, cutter dan spidol.


2.  Setelah semua bahan siap, pertama lubangi bagian tengah dari tutup kotak sepatu untuk celah mengambil tissue  dengan menggambarnya dengan spidol terlebih dahulu, dengan ukuran disesuaikan seperti gambar di samping


3. Potong bagian yang sudah digambar tadi menggunakan cutter
4. Ukur kotak sepatu menggunakan penggaris, kemudian potong kain flanel untuk melapisi seluruh bagian dari kotak sepatu sesuai ukuran dari kotak sepatu. Pemilihan warna kain flanel dapat disesuaikan dengan selera masing-masing


5. Setelah kain flanel dipotong, olesi kotak sepatu menggunakan lem untuk menempelkan kain flanel ke semua sisi pada kotak sepatu. 
6.  Tempelkan kain flanel pada kotak sepatu yang sudah diolesi lem. Untuk bagian tutup kotak sepatu, jangan lupa untuk melubangi bagian tengah dari kain flanel agar ada celah untuk mengambil tissue
7.  Setelah semua bagian luar kotak sepatu ditutupi dengan kain flanel, tahap selanjutnya adalah menghias bagian sisi dari kotak sepatu untuk lebih memperindah kotak tissue nya. Pertama gambar terlebih dahulu polanya pada kain flanel. Pola dan warnanya dapat disesuaikan dengan kreatifitas masing-masing




8.  Potong pola yang sudah digambar  pada kain flanel menggunakan gunting

9.Tempelkan potongan kain flanel yang dipakai untuk menghias pada kotak sepatu yang sudah dilapisi kain flanel menggunakan lem
10.Jika  semua proses sudah selesai, rapikan tempat tissue dan pasangkan tutup dari kotak sepatu tersebut pada kotak sepatunya dan taruh tissue di dalam wadah tissue yang sudah jadi
 
          
·      Pendidik membimbing setiap kelompok membuat hasil karyanya dan bekerjasama dalam proses pembuatan kotak tissue dari olahan sampah
·      Setelah semua kelompok selesai membuat hasil karyanya, peserta didik dan pendidik merapikan kembali semua peralatan dan sisa-sisa bahan serta sampah pada tempatnya
·   Hasil karya setiap kelompok dikumpulkan kepada pendidik untuk dinilai, setelah itu setiap kelompok diminta untuk menaruh hasil karyanya di setiap kelas mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Satu kotak tisue untuk setiap kelasnya
  1. Penutup
·       Pendidik bertanya kepada peserta didik mengenai perasaannya membuat hasil karya dari olahan sampah
·         Pendidik memberikan pesan moral mengenai perilaku peduli lingkungan
·         Peserta didik duduk kembali ke bangku masing-masing dan bersiap-siap untuk pulang
·         Peserta didik dan pendidik berdoa sebelum pulang
F.    Penegasan
            Melalui kegiatan membuat kotak tissue dari olahan sampah dapat menanamkan perilaku dan jiwa peduli lingkungan kepada peserta didik sejak dini. Dimana melalui kegiatan tersebut juga dapat membantu untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh banyaknya sampah di lingkungan sekitar. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik dengan membuat hasil karyanya sendiri dan mengekspresikan apa yang ada di pikiran pada hasil karyanya. Dan juga kegiatan ini dapat melatih peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok karena kegiatan ini dilakukan secara berkelompok.
G.   Evaluasi
1.         Tes Kinerja
No
Nama Siswa
Kognitif
Afektif
Psikomotor
1.




2.




3.




4.




5.





Keterangan:
-          Aspek afektif dapat dicapai ketika peserta didik dapat melakukan pengamatan atas keikutsertaan dalam berbagai kegiatan PLH
-          Aspek kognitif dapat tercapai ketika peserta didik dapat memberikan penilaian terhadap alasan atau argumen yang diajukan peserta didik dalam mengerjakan tugas individu atau kelompok
-          Aspek psikomotor dapat tecapai ketika peserta didik dapat menlai atau mengamati perilaku kebiasaan hidup atau aktifitas sehari-hari di dalam atau  di luar kelas
A = Baik sekali
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang

2.         Skala Sikap
No
Pernyataan
SS
RR
TS
1.
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok



2.
Mengobrol saat guru menjelaskan



3.
Selalu duduk siap saat belajar dari masuk sampai pulang



4.
Membuang sampah pada kolong bangku teman



5.
Menjaga kebersihan meja sekolah



6.
Selalu memuji hasil karya orang lain



7.
Menaruh vas bunga di tiap meja siswa



8.
Mencuci tangan setelah membuat hasil karya



9.
Tidak sopan pada guru



10.
Duduk di atas meja




Keterangan:
SS  = Sangat setuju
RR = Ragu-ragu
TS = Tidak setuju

Mengenai Saya